ANALISIS VARIASI SUHU RENDAMAN CAMPURAN ASPAL BETON MENGGUNAKAN GRADASI FAA DAN BBA UNTUK PERKERASAN RUNWAY

Analysis of Soaking Temperature Variation of Asphalt Concrete Mixture using FAA and BBA Gradations for Runway Pavement

Authors

Anwar Efendy , Intan Novianti

DOI:

10.29303/spektrum.v12i2.408

Published:

2025-09-30

Issue:

Vol. 12 No. 2 (2025): SPEKTRUM SIPIL

Keywords:

Runway, Gradasi, FAA, BBA

Articles

Downloads

How to Cite

Efendy, A., & Novianti, I. (2025). ANALISIS VARIASI SUHU RENDAMAN CAMPURAN ASPAL BETON MENGGUNAKAN GRADASI FAA DAN BBA UNTUK PERKERASAN RUNWAY: Analysis of Soaking Temperature Variation of Asphalt Concrete Mixture using FAA and BBA Gradations for Runway Pavement. Spektrum Sipil, 12(2), 77–86. https://doi.org/10.29303/spektrum.v12i2.408

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Landasan pacu (runway) adalah jalur pesawat untuk mendarat dan lepas landas. Kerusakan pada perkerasan runway, seperti deformasi yang dipicu oleh faktor cuaca panas dan hujan di Indonesia, menyebabkan permukaan mengelupas dan retak. Pemilihan agregat dan aspal sangat penting untuk menciptakan lapisan aspal beton yang fleksibel, tahan terhadap temperatur tinggi, dan stabilitas Marshall terjaga. Penelitian ini menggunakan gradasi  FAA (Federal Aviation Adiminstration) dengan KAO (Kadar Aspal Optimum) sebesar 5,13% dan gradasi BBA (Beton Bitumineux pour chaus’ees A’eronautiques) dengan KAO sebesar 6,10%. Variasi suhu rendaman dari 40°C hingga 60°C dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik campuran. Hasil menunjukkan suhu 40°C memberikan nilai tertinggi untuk karakteristik Marshall pada gradasi FAA, dengan stabilitas 2429,63 kg/mm, sedangkan gradasi BBA menghasilkan stabilitas 2153,21 kg/mm. Hanya pada gradasi FAA di suhu 60°C yang tidak memenuhi spesifikasi FAA dengan nilai flow 4,07 mm.

References

Badan Pusat Statistik. (2023). Perkembangan Transportasi Nasional September 2023. Badan Pus. Stat., no. 85, pp. 1–8.

Baskara, G. M. B. (2019). Perbandingan Karakteristik Marshall Gradasi BBA dan Gradasi FAA untuk Perkerasan Bandara dengan Memanfaatkan Agregat Buatan. Warta Ardhia, 45(1), 59-66. http://www.wartaardhia.com/index.php/wartaardhia/article/view/340.

Bina Marga. (2023). RSNI-M- 01-2003: Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas dengan Alat Marshall, pp. 1–18.

Efendy, A. (2019). Analisis Uji Ketahanan Deformasi (Creep) Campuran Aspal Beton Dengan Penggunaan Flyash Sebagai Agregat Buatan Geopolimer Untuk Perkerasan Surface Runway (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

Efendy, A., & Ahyudanari, E. (2019). Analisis Perbandingan Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk Perbedaan Gradasi (BBA, FAA dan BM). Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 17(1), 7-12. https://iptek.its.ac.id/index.php/jats/article/view/4706.

Efendy, A., Muttaqin, A., & Santika, Y. (2025). Analisis Durasi Perendaman Campuran Aspal Beton untuk Perkerasan Runway. Innovative: Journal Of Social Science Research, 5(1), 6948–6964. https://doi.org/10.31004/innovative.v5i1.18143.

Eniarti, M., Ngudiyono, N., Merdana, I. N., Sulistyowati, T., Rawiana, S., Natasya, R. D., & Maulana, O. (2025). Durabilitas Mortar Dengan Replacement Bahan Pozzolan Terhadap Lingkungan Agresif: Durability of Mortar with Replacement Pozzolan Material on the Agresive Environment. Spektrum Sipil, 12(1), 1-11. https://spektrum.unram.ac.id/index.php/Spektrum/article/view/379.

Fatmawati, L. (2013). Karakteristik Marshall Dalam Aspal Campuran Panas AC-WC Terhadap Variasi Temperatur Perendaman. Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil, 18(2).

Nasution, D. W., Muis, Z. A., Sari, A., & Putra, A. (2024). Lateks KKK60 Pravulkanisasi sebagai Modifier Campuran Aspal (AC-WC). Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 22(1), 1-6. https://iptek.its.ac.id/index.php/jats/article/view/12492.

Sawaludin, A., Syafarudin, A. S., & Mayuni, S. (2018). Evaluasi Kerusakan Jalan Pada Perkerasan Lentur Dengan Menggunakan Metode Binamarga (Studi Kasus Ruas Jalan Desa Kapur). JeLAST: Jurnal Teknik Kelautan, PWK, Sipil, Dan Tambang, 5(1), 1-9. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/24430/75676576041.

SNI 06-2489-1991, “Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall,” Badan Stand. Nas., no. 1, p. 7, 1991.

Yani, L., Rahmaniah, R., & Asriani, A. (2023). Analisis variasi suhu 150° C, 160° C, 170° C dalam variasi jumlah tumbukan terhadap spesifikasi Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC). Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi, 17(2), 220-225.

Author Biographies

Anwar Efendy, Universitas Muhammadiyah Mataram

<em>Landasan pacu (runway) adalah jalur pesawat untuk mendarat dan lepas landas. Kerusakan pada perkerasan runway, seperti deformasi yang dipicu oleh faktor cuaca panas dan hujan di Indonesia, menyebabkan permukaan mengelupas dan retak. Pemilihan agregat dan aspal sangat penting untuk menciptakan lapisan aspal beton yang fleksibel, tahan terhadap temperatur tinggi, dan stabilitas Marshall terjaga. Penelitian ini menggunakan gradasi  FAA (Federal Aviation Adiminstration) dengan KAO (Kadar Aspal Optimum) sebesar 5,13% dan gradasi BBA (Beton Bitumineux pour chaus’ees A’eronautiques) dengan KAO sebesar 6,10%. Variasi suhu rendaman dari 40°C hingga 60°C dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik campuran. Hasil menunjukkan suhu 40°C memberikan nilai tertinggi untuk karakteristik Marshall pada gradasi FAA, dengan stabilitas 2429,63 kg/mm, sedangkan gradasi BBA menghasilkan stabilitas 2153,21 kg/mm. Hanya pada gradasi FAA di suhu 60°C yang tidak memenuhi spesifikasi FAA dengan nilai flow 4,07 mm.</em>

Intan Novianti, Universitas Muhammadiyah Mataram

<em>Landasan pacu (runway) adalah jalur pesawat untuk mendarat dan lepas landas. Kerusakan pada perkerasan runway, seperti deformasi yang dipicu oleh faktor cuaca panas dan hujan di Indonesia, menyebabkan permukaan mengelupas dan retak. Pemilihan agregat dan aspal sangat penting untuk menciptakan lapisan aspal beton yang fleksibel, tahan terhadap temperatur tinggi, dan stabilitas Marshall terjaga. Penelitian ini menggunakan gradasi  FAA (Federal Aviation Adiminstration) dengan KAO (Kadar Aspal Optimum) sebesar 5,13% dan gradasi BBA (Beton Bitumineux pour chaus’ees A’eronautiques) dengan KAO sebesar 6,10%. Variasi suhu rendaman dari 40°C hingga 60°C dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik campuran. Hasil menunjukkan suhu 40°C memberikan nilai tertinggi untuk karakteristik Marshall pada gradasi FAA, dengan stabilitas 2429,63 kg/mm, sedangkan gradasi BBA menghasilkan stabilitas 2153,21 kg/mm. Hanya pada gradasi FAA di suhu 60°C yang tidak memenuhi spesifikasi FAA dengan nilai flow 4,07 mm.</em>

License

Copyright (c) 2025 Anwar Efendy, Intan Novianti

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format for any purpose, even commercially.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Notices:

You do not have to comply with the license for elements of the material in the public domain or where your use is permitted by an applicable exception or limitation.

No warranties are given. The license may not give you all of the permissions necessary for your intended use. For example, other rights such as publicity, privacy, or moral rights may limit how you use the material.